Tampilkan postingan dengan label social media. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label social media. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Juli 2013

Social media fasting

This blog was inspired from a tweet from @etnoamalia related to one @mashable's article about social media "addiction".

Read the article here:
http://t.co/E7DXRmymaO

Im on fasting, not just about refrain from eating and drinking as moslem used to practice, but im on social media fasting.

The purpose of this socmed fasting is just having another experiment on myself and to reduce the Fear of Missing Out (FOMO) from friends update.

In this case, i have different purpose on different socmed account which I've made it intended. I use facebook as tool to connect with most friend, while instagram and twitter i used as tool to follow some friends (that used their account recently/frequently), follow stranger that I doesn't know and other public figure that is important enough to follow (they share information, knowledge, "beef", not just crap).

So far i can manage ONLY one day without looking on my facebook, instagram, and twitter account.
I only manage for one day (first trial) while I must check my campus fanpage wall post for important information regarding my study.
Second trial runs seems good, while I've managed the FOMO feeling. Nevertheless, as my task as social media manager in two account makes me think on how can I maintain the Klout score without jeopardise my fasting, and take a peek on others update as content source. 😰😓

The result from this fasting (for personal purpose) is that some of facebook update is not as  important as twitters or instagrams, while there is not so much beef, just another crap that I wont be missed for weeks. 😜😝

While in twitter and instagram, I think that twitter is more important than instagram, while there I can get the beef the most compared to instagram. 

Another challenge is to have fasting on instant messaging account, this is different from social media fasting, while I must refrain to chat, consider the importance/urgency of chatting through Whatsapp and LINE, and the joy using those cute stickers. 😁😋
It may worth it to discuss in different blog post.

Selasa, 19 Juni 2012

Pilkada dalam Perspektif Marketing II

Tulisan ini merupakan lanjutan dari dari tulisan mengenai pilkada dalam perspektif marketing menggunakan analisis Rossiter (2011). Tulisan bagian pertama dapat dilihat disini. Dibagian kedua ini akan dibahas strategi kedua bagaimana new entrant dapat menggusur dominasi market leader (incumbent) dengan promosi besar-besaran dan strategi promosi yang efektif.

Strategi promosi besar-besaran? Ya! Strategi promosi besar-besaran demi membangun awareness konsumen dapat mengubur sang market leader. Semakin sering produk new entrant dipromosikan besar-besaran melalui berbagai media, cetak, elektronik, digital, visual bahkan lisan dengan dana tak terbatas dapat mendongkrak new entrant memenangi pertarungan. Setelah konsumen terpapar media promosi, maka awarenessnya akan tumbuh. Melalui teknik-teknik periklanan tertentu sehingga konsumen akan tertarik dengan produknya, yaitu visi dan misi dari kandidat.

Semua orang tahu Samsung, produsen elektronik dari Korea Selatan ini giat beriklan diseantero Indonesia diberbagai media mempromosikan TV, handphone, laptop.
Sekedar cerita lama, kakak saya punya monitor PC dan handphone Samsung, bukan Android tapi OS Bada! 
(waktu itu OS Android belum masuk Indonesia).
Hasilnya saat ini? Setidaknya ada salah satu teman, saudara atau tetangga kita yang punya produk Samsung (maaf, agak sulit mencari data valid soal market share Samsung). 
Terlepas dari price positioning, Samsung berhasil membangun awareness dan attraction lebih dibandingkan kompetitor. 

Apakah masih ada manfaat dengan menghamburkan dana besar-besaran memasang spanduk disana-sini, memaku poster/banner dipohon untuk membangun awareness dan attraction pemilih? 

Tidak semua kandidat memiliki dana tak terbatas. Rossiter menawarkan aternatif ketiga yaitu dengan menggunakan sarana promosi lebih efektif.

Kemudian semua orang berbicara mengenai promosi melalui internet, sub klasifikasi social media lalu terbagi lagi menjadi social media platform seperti Facebook, Twitter, Blog dan YouTube. Internet marketing itu murah, personal, tepat sasaran, interaktif dan efektif.

Menurut penulis, efektif disini berarti menentukan target market (segmentation) lalu mengoptimalkan penggunaan media promosi. Alasannya adalah berapa jumlah pengguna internet di Indonesia?  
sepengetahuan penulis berdasarkan data dari BPS tahun 2011, sekitar 11% penduduk Indonesia yang menggunakan internet, dan dari sekian persen tersebut berapa persen yang masuk dalam daftar pemilih?

Dalam daftar pemilih biasanya bisa dibagi dalam klasifikasi umur tertentu, 17-25 tahun, 26-35 tahun dst. Dalam klasifikasi umur ini (segmentation), para tim sukses dapat menganalisa rentang umur dengan jumlah terbesar dan menganalisis preferensi pemilih dalam mengakses informasi, apakah menggunakan internet, koran, majalah, TV, radio atau melalui teman sepergaulan.

Pengalaman saya mengikuti dua kali pemilu presiden, internet masih menjadi barang mahal dan ketika itu kampanye melalui internet masih langka. Saya mencari informasi melalui koran dan TV. Mungkin tidak banyak remaja seumuran saya saat itu yang membaca Kompas sabtu sampai kepala berasap :p

Saat ini, sepak terjang Faisal Basri dan Biem Benyamin sebagai salah satu calon independen menarik untuk diperhatikan, mereka dengan modal (yang saya duga) tidak sebanyak calon yang lain menggunakan social media dan menyasar kaum muda sebagai target market. Dalam beberapa testimoni YouTube, para public figure tanpa dibayar menyatakan dukungannya kepada Faisal-Biem. Ini sangat penting dimana konsumen menjadi prosumer, saat konsumen menjadi ambassador dan advokat dari brand yang mereka dukung! Apalagi prosumernya adalah public figure!

Sebuah senjata dalam senjata yang mematikan dalam marketing!

Mari kita lihat contoh segmentasi berdasarkan range umur Provinsi DKI Jakarta.

No.Range Umur (tahun)
Jumlah Pemilih (jiwa)
1.15-354.152.064
2.36-552.425.600
3.56-75670.517
4.76-9861.860

Total Jumlah Pemilih7.310.041

Data ini penulis olah dari BPS tahun 2010. Setelah melihat tabel ini, maka dahi akan mengernyit, 
mata memicing, 
tangan bertopang dagu, 
gigi terkatup rapat dan 
bibir membulat mengeluarkan suara "ooo..."

Jadi, Faisal-Biem mendekati segmen mana Juli 2012 ini? Segmen terbesar 15-35 tahun dengan share 56,79%! Diasumsikan orang-orang dengan range umur 15-35 tahun adalah orang yang setidaknya paham dengan internet dan memiliki akun social network seperti Facebook atau Twitter.

Oh ya, kenapa data umurnya dimulai dari 15 tahun? karena data ini dibuat tahun 2010, sehingga jika kita hitung tahun 2012 (saat ini), maka mereka yang berumur 15 tahun sudah termasuk sebagai pemilih. 
Apakah strategi ini akan berhasil, mengingat rata-rata hanya 11% penduduk Indonesia yang melek internet?

Apakah teori konsumen-prosumer akan mampu mengantar Faisal-Biem meraih DKI-1?

Apakah justru market leader yang akan menang?

Ataukah dengan budget kampanye raksasa, kandidat lain yang akan menang?
 
Kita saksikan Juli ini! :p

Sabtu, 09 Juli 2011

Social media 4.0??

Did you still have your Friendster account? And did you still remember the password?
Im not. I've deleted my account because its too complicated to have many social media accounts. YM, Facebook, Twitter and Blogger. Many accounts with many passwords?? Yikes! 
And now, there comes a new social media machine!
Friendster became the first social media that came up around 2006. At first, it only connect people with text. Then, came Facebook with picture upload, share and tagging feature. Facebook also combine between realtime text and regular text, like Instant Messaging (chat) and text (wall). 
Pictures, walls, chat, comments, events, ads and solala solala are those you'll see in Facebook. Dont want to be bothered with that, just move to Twitter. Compact and worldwide connected social media is the simplest way to enjoy it.
The best thing for Twittter is that you can follow your idols without have to become his/her friend (like in Facebook). But Facebook is also dont want to loose its customer, by create the "like" button, you will also automatically recieve newsfeed from person you like. Dont forget also the "mention" technology in Facebook.
Now Facebook has an opponents, Google+.
Honestly that I have no idea what is Google+. some info said that its not yet being public, you must wait for the invitation from it. We should wait longer :p

But Facebook is not yet to be done, because they will provide video chat and conference chat for its customers.
Sorry, but the news is in Indonesian.
http://mobile.kontan.co.id/investasi/read/72223/Bareng-Skype-Facebook-rilis-layanan-terbaru-berupa-video-chat

I think the real contender for Facebook is Instagram.
If in Twitter you share words, in Instagram you share photos.
The first story is Instagram was made specially for iPhone! Now it expanded to many OS. Here is some info about Instagram :)
http://en.wikipedia.org/wiki/Instagram
Social media 4.0? 
Bet ya do! 
I think since a year ago, people in Indonesia (specifically) is mad about photography hobby. And this people-SLR-armed is just not produce family portrait. 
Kind of sephia, artistic pictures and solala.
Instagram is now available for iOS, Android, Blackberry, MAC, Web, Windows and Symbian :p
Sometimes i share photos in Facebook or by email. I also has many many photo collections. But just put it in my 1tb hard disk is useless. I'd love to share them.
Well, now im confirmed that I want to have an Instagram account immediately!