Kamis, 22 Agustus 2013

Perang mobil sejuta umat

Karena struktur keluarga Indonesia masih cukup besar, maka mobil dengan kapasitas penumpang banyak masih diminati.

Mobil sejuta umat, mobil MPV low class dengan penjualan terbanyak di indonesia, kakak-adik Avanza Xenia, Suzuki Ertiga n Nissan Evalia.

TV, kotak yang mentransmisikan gambar bergerak ini masih jadi primadona iklan di indonesia, makanya kita lihat iklan mereka satu persatu.

Eh ini kan mbahas iklan, bukan soal ekonomi bla3x, so lets go.

Appeal: semua iklan sama, mencoba menampilkan nyamannya berkendara dijalanan yang kosong, menampilkan keceriaan dan anggota keluarga naik mobil bersama-sama, menyampaikan pesan bahwa mobil ini muat sekian orang dengan lega.

Decision making: beli mobil itu berat, mengingat harganya yang mahal dan kira2 97% orang indonesia beli mobil dengan cara diangsur (data anonim). Makanya research mendalam sering dilakukan konsumen, membandingkan harga, fitur, konsumsi bensin, jaringan purnajual hingga diskon ricecooker/kompor gas/kaca film yang ditawarkan oleh sales. 

Persepsi:
Lapang alias lega juga menjadi nilai jual untuk menjual mobil keluarga, semua iklan mobil memiliki interior warna terang, dan warna terang mempersepsikan mobil tersebut lapang. 

Dengan menampilkan model melakukan aktivitas tertentu dalam iklan, seperti pada iklan Avanza, model memperagakan mengambil boneka paus dari dalam mobil.
Video iklan avanza 2013


Yang jadi pertanyaan, apakah boneka paus ini memang muat kedalam mobil tanpa melipat jok baris A? 
Sang model berkata "muat kok", tapi geraknya malah mengeluarkan boneka paus dari dalam mobil, jadi?
Menariknya kalo lihat iklan secara keseluruhan, mobilnya kembali berjalan dengan isi TV plasma didalamnya, bukan boneka paus, so?

Iklan Xenia:
Iklan dengan interior warna terang menampilkan band terkenal (aduh namanya lupa!!) yang anggotanya terdiri dari 4 orang untuk ikut masuk kedalam mobil. 2 orang dewasa masuk baris ketiga Xenia, terlepas dari tinggi badan mereka adegan langsung melompat ke konser mereka menyanyikan lagu "Xeniaaa... Xeniaaaaaa....!"

Iklan Suzuki Ertiga:
Produk baru MPV suzuki berhidung ini katanya laku keras, link disini (artikel mengenai betapa larisnya Suzuki Ertiga), dengan variasi transmisi matik n AC baris ketiga, menariknya Suzuki sampai membuat iklan baru untuk menggadang2kan fitur baru ini, masih menggunakan artis yang sama.

Nissan Evalia:
Kalo pake Livina ngebandinginnya ketinggian, makanya pake Evalia, Video iklan Nissan Evalia.
Mereka ga pake interior warna terang, tapi warna gelap! Dan menyiasatinya dengan model berkaos bola warna terang.

Aaah bahasan ini makin ga karuan karena mixed up sama bahasan spesifikasi mobil...

Kembali soal iklan, semuanya menggadang2kan sebagai mobil keluarga, Xenia n Ertiga menggunakan selebriti untuk memperkuat penyampaian pesan sementara Avanza mencoba mengingatkan penonton bahwa sudah banyak yang pake Avanza, narasi "terkenal serba bisa, tak heran berjuta keluarga INGIN memilikinya", agak ganjil??

Narasinya malah menyatakan bahwa banyak orang yang INGIN punya alias BELUM banyak yang beli.  
Mestinya sih narasinya diganti jadi "berjuta keluarga TELAH memilikinya," tanda bahwa konsumen puas. Puas? Beneran?

Evalia? Masih mencoba mencari pijakan dengan tagline "everyday Evalia." Awal launching masih sering lihat iklannya, tapi makin kesini makin jarang.

Ertiga, ini yang paling ASYIK, mencoba menarik penonton dengan narasi "test drive yuk?"
Kapan lagi bisa mencoba barang yang high-involvement and intensive decision making begini.
Ertiga mencoba mem-bypass proses menyebalkan dalam mengevaluasi fitur mobil idaman.

Video menarik soal Evalia:

Jadi makin bingung beli mobil? 
Ga juga, kadang emotional decision  bypasses those complicated rational one.

Selasa, 20 Agustus 2013

Awas penipuan!

Pernah ditelpon nomer2 berikut?

Well, hati2 dengan penipuan.

Barusan (tadi siang) abis ditelpon nomer +62 21 78834587 (021-78834587), mas2 nanya soal kartu kredit. Emang beberapa bulan lalu gue apply kartu kredit. 
Dua nomer yang atas miskol brapa kali, tapi ga gue angkat.

Percakapannya begini:
"Gimana pak, kartu kredit dari visa/mastercardnya sudah diterima?"

"Sudah mas..."

"Ada berapa kartu yang diterima?"

"Satu." 
Dalem hati: Emang aplikasi kartu kredit bisa dapet banyak kartu gitu?

"Kami mau menawarkan kartu diskon pak... Bapak sekarang ada dirumah atau kantor?"

Dalam hati: Eh, kartu diskon? Kayaknya pernah nih ditelpon ma yg beginian. Nanya posisi rumah ato kantor?

Gue jawab, "dirumah."

Iya pak, kita mau nawarkan kartu diskon...", langsung gue potong "ngga mas.."

Langsung ditutup! 

Kalo dia bener nawarin kartu diskon (yang bener diskon), pasti dia ngeyel dulu (kayak sales asuransi XXX), nah yang ini langsung kabur.

Trus dia bilang mau dkirim ke rumah ato kantor?
Berarti dia tau alamat gue, semua data diri gue! What??!
Darimana dia bisa tau? Pasti orang2  dalem "perbankan" ini share ato jual beli data konsumen.

Share data konsumen ini ga cuma data perbankan, tapi data membership supermarket cs.

Coba aja lu inget pas sign membership ritel tertentu, beberapa hari kemudian banjir SMS penawaran aneh2!

Pelajaran dari ini: ga usah sign in membership bla3x, sometimes it worth it, but mostly not. 
Its a long story, i'll tell you later.
 
Damn it! Mana nih pihak berwenang yang bisa nertibin sales aneh2 ato penipuan kayak gini??? 
Masak nunggu pejabat yang jadi korban??

Minggu, 11 Agustus 2013

Knowledge and skill is perishable, transferable and non rust-free

How many top athletes return from their pension to the field and gain their golden age for second time? Not so many.

Remember Michael "Schumi" Schumacher? world seven times Formula 1 championship had his glorious years in 1994-1995, and with Ferrari in 2000-2004. During his pension Schumi worked as consultant for Ferrari, working behind screen.

Unfortunately when he returns in 2010, he cannot compete as strong as he was in Ferrari. 
I think this is one sign that skill is perishable, if you dont use it will degraded, and less frequent you used it, you'll become blunt. 

Knowledge and skill is transferrable, take example on Keke and Nico Rosberg.
The father (Keke) won 1982 Formula 1 championship and son yaaa quite close to the championship, ignore fact that Mercedes AMG Petronas team in 2012 had many difficulties (source unknown), but Nico Rosberg did won in China (2012), and next year he won in Monaco and Great Britain. 
Nico has the ball and skill to race, which I think he had derived from his father, in many qualifying session he got pole position in season 2010-2013, and some said that with that skill he deserve world champion title, nevertheless winning on racing had various factors involved, including team.

Now, get back to our situation, where you had some knowledge and skills to do something good, whether we were born with it or we achieve it from formal education. 

When we step out to the job bourse, the real life and then we got an employment that is not suitable to our current skill/knowledge/education background, this gap will deteriorate it, makes us blunt. Then we're left behind, drowned in work routine, busyness and from 8 to 4. 

This situation is different when we compare to those work in similar scope as they've studied in college or having skill on it.
These people wont get "early dementia", as they keep apply their knowledge, and even got the chance to develop it further.

My idea is to preserve our brain, our last remaining knowledge, skill  and source so it can be applied in some places to create masterpiece or achieve outstanding performance or we can transfer it to others who need it.